logo indomilk
Anak Lebih Suka Menyendiri, Kenapa Ya?
Anak Lebih Suka Menyendiri, Kenapa Ya?

Waktu bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak. Sebab, waktu bermain mengajarkan anak-anak bagaimana menggunakan tubuh dan imajinasi mereka, mengembangkan keterampilan sosial, dan melepaskan energi. 

Meskipun juga normal untuk menghabiskan waktu sendirian selama masa kanak-kanak, preferensi untuk menyendiri mungkin menunjukkan masalah lebih dalam. Bersama psikolog anak, Alethea Amyra, S.Psi, M.Psi, mari ketahui faktor-faktor apa saja yang membuat anak lebih suka menyendiri dan bagaimana cara menghadapinya. Berikut ulasannya, Moms!

Apa saja faktor yang membuat anak lebih suka menyendiri?

Alethea menjelaskan bahwa ada dua faktor utama yang membuat anak lebih suka menyendiri, yaitu fearful dan non fearful. Fearful mengacu pada ketakutan dan kecemasan, sedangkan non fearful adalah kondisi anak yang secara pribadi memang lebih suka menyendiri.

“Ada anak yang takut dengan interaksi sosial, merasa tidak percaya diri berhadapan dengan orang lain. Sementara, ada anak yang tidak takut berinteraksi, tapi tidak ada minat atau prefer menyendiri (social disinterest),” kata Alethea.

Perlukah orang tua khawatir jika anak lebih suka menyendiri?

Alethea menekankan pentingnya peran orang tua untuk mencari penyebab mengapa anak lebih suka menyendiri. Moms bisa bertanya langsung kepada si kecil atau menghubungi guru anak di sekolah. “Jika ada indikasi anak di-bully, secara emotional tidak baik-baik saja, sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, maka ini perlu dikhawatirkan dan perlu diperiksa lebih jauh,” kata Alethea.

Lebih lanjut, beliau menyebut bahwa durasi anak lebih suka menyendiri juga penting diperhatikan. Jika anak tiba-tiba menjadi lebih suka menyendiri padahal dulunya suka berinteraksi, ini perlu diperiksa karena bisa jadi gejala depresi.

Adakah risiko jangka panjang pada diri anak yang lebih suka menyendiri?

Waktu sendiri untuk anak-anak sebetulnya sangat sehat. Anak-anak perlu mengembangkan kemandirian mereka sendiri, mampu menenangkan diri, dan belajar untuk menikmati kebersamaan dengan diri sendiri. Waktu sendiri juga dapat membantu anak untuk terkoneksi ke diri sendiri jika mereka merasa kewalahan dari stimulasi sensorik.

Namun, jika waktu sendiri tersebut tidak diimbangi dengan waktu berinteraksi sosial, anak mungkin harus menanggung risiko jangka panjang. Sementara minat sosial yang rendah mungkin tidak terlalu signifikan saat anak masih kecil, ia akan menghadapi tantangan saat beranjak dewasa.

“Kalau dari kecil tidak dibiasakan berinteraksi, memang ada risiko jangka panjang. Kebanyakan anak tidak butuh teman banyak, tapi pertemanan penting untuk perkembangan dan emosional anak untuk jangka panjang,” jelas Alethea.

Anak yang suka menyendiri = sudah pasti introvert?

Introversion (kecenderungan seseorang untuk fokus pada pikiran, perasaan, dan suasana hati yang berasal dari dalam diri sendiri) bisa jadi salah satu alasan anak lebih suka menyendiri. Namun, anak yang suka menyendiri bukan berarti sudah pasti introvert.

Itu karena ada banyak faktor lain yang mungkin membuat anak lebih suka menyendiri. Misalnya kurang tidur yang membuat anak lebih cepat marah dan kurang energi untuk bersosialisasi, atau memilih bermain sendiri karena merasa orang tuanya tidak suka dengan temannya.


Moms harus bersikap seperti apa untuk menghadapi anak yang lebih suka menyendiri?

Moms tidak perlu terlalu khawatir menghadapi anak yang lebih suka menyendiri karena anak yang membutuhkan waktu tenang itu wajar. Untuk membantunya lebih nyaman berinteraksi sosial, Moms bisa mengajarkan anak mencari ruang menyendiri jika merasa kewalahan.

“Misalnya, baca buku atau pergi ke perpustakaan. Orang tua bisa menginformasikan ke guru bahwa sulit bagi anak untuk menghadapi terlalu banyak interaksi. Menyediakan zona aman di sekolah bagi anak untuk menenangkan diri itu penting. Jadi, anak tetap bisa menyeimbangkan antara tuntutan bersosialisasi dan kebutuhan untuk menyendiri,” ujar Alethea.

Apakah situasi anak yang suka menyendiri akan berpengaruh terhadap perkembangan potensi dirinya?

Jika anak lebih suka menyendiri karena takut, cemas, atau sebagai gejala depresi, maka dapat berpengaruh terhadap perkembangan potensi dirinya dan perlu ditangani, Moms. “Tapi, kalau anaknya memang prefer sendirian, anaknya introvert, tidak masalah karena anak butuh waktu sendiri untuk jadi independen. Usahakan saja untuk menciptakan balance dengan mengajari anak skill sosial agar bisa mengimbangi kebutuhannya untuk menyendiri. Kuncinya "balance,” kata Alethea.


Nah, Moms, balance tidak hanya diperlukan pada kebutuhan menyendiri dan skill sosial anak. Keseimbangan nutrisi juga tidak kalah penting diperhatikan, terutama untuk mendukung keaktifan si kecil. Karenanya, penting bagi Moms untuk memenuhi nutrisi anak, salah satunya bisa dengan memberikan Indomilk Susu Botol.

Mengandung kalsium, vitamin D, dan fosfor, Indomilk Susu Botol dapat bantu memenuhi nutrisi untuk memaksimalkan potensi anak yang aktif. Dengan kandungan vitamin D, kalsium, dan fosfor yang maksimal, Indomilk Susu Botol mampu bantu memaksimalkan pengembangan keterampilan motorik anak.

Tak hanya punya kandungan baik, Indomilk Susu Botol juga hadir dengan aneka rasa yang enak yang bakal disukai anak, mulai dari cokelat, melon, stroberi, sampai biskuit Marie! Dengan nutrisi maksimal dan beragam rasa yang enak, Indomilk Susu Botol mampu mendukung anak tetap aktif dan semangat untuk menggali potensi yang dimiliki!


Bagikan Artikel ini:
READ MORE:
For Children