logo indomilk
Anak Tidak Mau Diam. Kenali Perbedaan Aktif atau Hiperaktif
Anak Tidak Mau Diam. Kenali Perbedaan Aktif atau Hiperaktif

Si kecil memang membutuhkan banyak waktu bermain di usianya. Namun, ada beberapa anak yang sepertinya tidak mau diam sehingga sering dikhawatirkan mengalami kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), atau sederhananya, hiperaktif. 

Namun, penting untuk tidak terlalu cepat memberikan label ini kepada buah hati karena ia mungkin hanya aktif layaknya anak seusianya. Bersama psikolog anak, Alethea Amyra, S.Psi, M.Psi, yuk kenali dulu perbedaan aktif dan hiperaktif pada anak!

Anak tidak mau diam, haruskah khawatir?

Sekitar setengah dari anak-anak yang didiagnosis dengan gangguan ini memiliki masalah perilaku yang berkaitan dengan aktivitas yang berlebihan, impulsif, atau ketidakpatuhan.

Jika Moms mencurigai si kecil hiperaktif, Alethea menyebut ada tiga hal yang penting untuk Moms perhatikan, yaitu usia, durasi, dan intensitasnya. “Kalau anak delapan tahun berperilaku seperti anak empat tahun, itu baru mengkhawatirkan,” katanya. 

Apakah itu tanda anak aktif atau hiperaktif?

Anak tidak mau diam memang bisa jadi tanda anak hiperaktif, Moms, tapi pertimbangkan juga usia anak. Alethea menjelaskan bahwa anak yang aktif saja atau hiperaktif bisa dibedakan dengan mempertimbangkan faktor usia.

“Coba bandingkan anak dengan anak-anak lain seusianya. Kalau dibanding dengan teman-teman sebaya, biasanya anak hiperaktif kentara banget, beda sendiri,” jelasnya.

Bagaimana cara membedakan anak aktif dan hiperaktif?

Perbedaan aktif dan hiperaktif bisa dilihat dari perilaku anak di berbagai tempat, Moms. Seorang anak yang menderita ADHD menunjukkan tingkat kurangnya perhatian, impulsif, dan aktivitas yang tidak sesuai dengan usianya di lebih dari satu tempat (tidak hanya di rumah atau sekolah). Jadi, Moms mungkin perlu berkonsultasi dengan guru di sekolah si kecil untuk melihat apakah pengamatan guru tentang perilaku anak juga mengarah pada kondisi hiperaktif.

“Anak hiperaktif bakal beda dibanding teman-teman seusianya. Semua anak pernah nggak mau diam atau nangis, tapi frekuensinya nggak sebanyak anak hiperaktif,” jelas Alethea.

Apa saja faktor-faktor utama dalam membedakan kedua kondisi tersebut?

Untuk membedakan kondisi aktif dan hiperaktif pada, ada sejumlah faktor yang bisa Moms perhatikan. Berikut ini di antaranya:

- Hubungan sosial - Anak yang aktif umumnya lebih disukai dalam berinteraksi karena lebih sabar dan mau mengalah. Beda dengan anak hiperaktif yang cenderung tidak punya sifat mengalah dan sabar sehingga mungkin tidak terlalu punya hubungan sosial terbaik.

- Kelelahan - Beristirahat atau tidur akan dilakukan oleh anak yang aktif saat lelah maupun mengantuk. Anak hiperaktif justru tidak mengenal kata lelah, sehingga akan terus bermain atau bergerak dan cenderung menghabiskan sedikit waktu untuk beristirahat atau tidur.

- Kemampuan untuk fokus - Meskipun hampir semua anak cenderung sulit untuk fokus karena mudah bosan, anak yang aktif biasanya bisa fokus jika menemukan mainan yang disukai. Tidak begitu halnya dengan anak hiperaktif, sebab cakupan perhatiannya lebih pendek.

Pada tingkat aktif yang seperti apa anak bisa dikatakan hiperaktif?

Alethea menyebut dua faktor yang bisa jadi alat untuk mengukur tingkat keaktifan anak, yaitu aktivitas motorik dan kognitif. Anak hiperaktif, secara motorik, lebih banyak fidgeting dan tidak bisa duduk dalam waktu lama. Kognitif anak hiperaktif biasanya lebih impulsif. Ia melakukan sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu, mudah terdistraksi, memiliki atensi singkat, dan susah mengikuti instruksi.


Apa yang harus Moms lakukan dalam menghadapi anak yang aktif/hiperaktif supaya ia tetap dapat menggali potensinya?

Kini, Moms sudah lebih memahami soal perbedaan aktif dan hiperaktif. Lantas, apakah anak yang aktif atau hiperaktif tetap bisa menggali potensi dirinya? Tentu saja! Berikut tiga hal yang bisa Moms lakukan sebagai orang tua:

1. Konsisten

Moms harus memberikan lingkungan yang terstruktur dan predictable. Sebab, perilaku anak hiperaktif akan semakin parah jika lingkungan tempat tinggalnya tidak ada aturan. Jadi, pastikan Moms konsisten dalam mengasuh anak dan menerapkan aturan dengan jelas. 

2. Reward

Biasanya, orang tua terlalu fokus pada perilaku negatif anak hiperaktif sehingga hanya memberi hukuman saat salah, tapi tidak memberi reward saat anak berperilaku baik. Sebaiknya, berikan reward kepada anak saat ia berhasil melakukan sesuatu untuk mendorong perilaku positif.

3. Konsekuensi/hukuman

Jika anak berperilaku negatif, nakal, merusak barang, maka orang tua boleh memberikan hukuman. Bukan dengan cara memukul atau membentak anak, Moms bisa memberikan semacam “denda”. Misalnya dengan mengurangi waktu screen time.

Jika semua cara di atas belum membuahkan hasil, Moms perlu membawa si kecil ke bantuan profesional untuk konsultasi. Anak hiperaktif mungkin butuh terapi atau pengobatan.


Itulah penjelasan seputar perbedaan aktif dan hiperaktif, Moms. Sebagai orang tua, Moms perlu peka melihat potensi anak yang memiliki gerak aktif. Dukung si kecil secara aktif dengan memberinya nutrisi maksimal, salah satunya dari Indomilk Susu Botol. Dengan nutrisi maksimal dan rasa yang enak, Indomilk Susu Botol dapat bantu dukung anak tetap aktif dan semangat untuk menggali potensi diri.

Susu steril siap minum yang diformulasikan untuk anak usia pertumbuhan 7-11 tahun ini mengandung Triple Bone Care (kalsium, fosfor, dan vitamin D) yang penting bagi kesehatan tulang dan kesehatan anak. Dengan kebutuhan kalsium, fosfor, dan vitamin D yang terpenuhi dari Indomilk Susu Botol, anak pun bisa maksimal dalam mengembangkan keterampilan motoriknya.

Tidak hanya itu, Indomilk Susu Botol  pun punya aneka rasa yang enak yang cocok untuk menemani segala kegiatan anak, mulai dari cokelat, melon, stroberi, dan biskuit Marie. Dengan perpaduan kandungan yang sehat dan rasa enak, Indomilk Susu Botol bantu memenuhi nutrisi anak agar ia tetap aktif dan semangat untuk memaksimalkan potensi diri!

Bagikan Artikel ini:
READ MORE:
For Children