logo indomilk
Bisa Dilakukan di Rumah, Ini 4 Cara Melatih Kemandirian Anak
Bisa Dilakukan di Rumah, Ini 4 Cara Melatih Kemandirian Anak

Haruskah melatih kemandirian anak sejak dini? Melihat anak yang masih kecil, tentu orang tua akan merasa waswas jika harus melepasnya untuk mandiri. Padahal, nantinya anak juga harus menjalani hidupnya sendiri. Untuk itu, sebisa mungkin anak diajarkan untuk mandiri sedini mungkin.

Hanya saja, melatih anak untuk mandiri bukanlah perkara mudah, terlebih jika anak selalu didampingi saat beraktivitas. Untuk membantu Moms, telah hadir psikolog anak, Alethea Amyra, S.Psi, M.Psi, yang akan menjelaskan tentang melatih kemandirian pada anak. Mari simak bersama penjelasannya berikut ini!

Kenapa anak harus bisa mandiri?

Adanya rasa mandiri akan membuat anak merasa aman dan percaya diri. Anak yang telah mencapai kemandirian akan merasa bahwa mereka memiliki kontrol yang baik atas diri sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika anak tak mencapai kemandirian. Mereka akan cenderung meragukan kemampuannya sendiri dan kesulitan menavigasikan hidupnya.

Mulai usia berapa anak harus diajarkan untuk mandiri?


Alethea menjelaskan bahwa kebutuhan mandiri pada anak sebenarnya sudah ada pada usia 1-3 tahun. Selama periode usia tersebut, Moms bisa mencoba toilet training pada anak. Kenalkan pada anak bahwa mereka punya kebutuhan pribadinya dan itu harus dilakukan secara mandiri.

Selepas usia tiga tahun, anak bisa dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Sodorkan beberapa pilihan pada anak. Bukan pilihan sulit yang membuat anak bingung, tapi lebih ke pilihan sederhana yang dihadapi anak sehari-hari. Contohnya seperti memilih menu makanan, pakaian yang akan dikenakan, hingga mainan yang akan dimainkan.

Saat usia anak bertambah, orang tua bisa coba melepas anak untuk bermain sendiri. Tentunya hal ini harus disertai dengan pengawasan agar si kecil tetap aman, ya, Moms!

Apa manfaat jangka panjang dari melatih kemandirian sejak dini?

Ada banyak sekali manfaat jangka panjang yang bisa didapatkan dengan melatih kemandirian anak. Alethea mengungkapkan bahwa kemandirian identik dengan kepercayaan diri. Anak yang mandiri pasti lebih percaya diri karena mereka yakin dengan kemampuannya. Selain itu, anak-anak yang mandiri juga memiliki otonomi yang baik. Sebab, mereka dapat mengontrol diri sendiri tanpa harus menunggu arahan dari orang lain.

Untuk jangka panjang, kemandirian memiliki efek positif bagi kesehatan mental anak saat ia tumbuh dewasa nanti. Anak-anak yang diajarkan untuk mandiri dari kecil cenderung memiliki self-esteem (harga diri) yang baik. Dengan self-esteem yang baik, otomatis anak tidak akan kesulitan dalam menumbuhkan motivasi.

Bagaimana cara melatih kemandirian anak di rumah?


“Untuk menumbuhkan kemandirian pada anak, harus disesuaikan dengan usianya,” jelas Alethea. Beliau juga menambahkan bahwa kemandirian bisa dilatih melalui tiga hal, yaitu:

1. Tanggung jawab
Di usia tiga tahun, anak sudah bisa diperkenalkan dengan tanggung jawab. Misalnya dengan mengajarkan mereka untuk memakai dan melepaskan baju, merapikan mainan, dan menyiapkan alat makan. Saat anak bertambah usia, tanggung jawab yang diberikan bisa ditambah “tingkat kesulitannya”. Di usia lima tahun, anak bisa dilatih menyisir rambut sendiri, mengelap perabot, hingga memberi makan binatang peliharaan.
Memasuki usia sekolah, tanggung jawab yang diberikan juga bertambah. Anak boleh dikenalkan pada pekerjaan rumah yang simpel namun lebih kompleks. Misalnya menyiapkan makanan dan merapikan tempat tidur. Moms juga bisa mulai memberikan pemahaman tentang uang dan jual-beli.
2. Dorong anak buat keputusan sendiri
Agar anak mandiri, latih ia untuk membuat keputusan sendiri. Coba, deh, Moms, ajak si kecil untuk memilih menu makan malam. Bisa juga dengan menanyakan mana pakaian yang ingin dikenakannya hari ini. Dengan begitu, anak terlatih untuk berpikir mandiri saat dihadapkan pada pilihan.
3. Kenalkan dengan konsep konsekuensi
Konsekuensi berarti tiap perbuatan pasti ada dampaknya. Konsep ini harus diperkenalkan pada anak agar kemandiriannya tumbuh. Bagaimana cara mengenalkan anak tentang konsekuensi?
Katakanlah, anak sedang bermain bola dan kemudian kepalanya terbentur bola. Alih-alih “menyalahkan” bola atau temannya yang sedang bermain bola, Moms bisa menenangkan anak. Setelah anak tenang, coba jelaskan bahwa kepalanya yang terbentur adalah karena bermain bola terlalu kencang. Jadi, anak pun tidak akan mengulanginya di lain waktu.
4. Ajak anak buat jadwal
Jadwal akan membantu anak untuk membentuk kebiasaan. Mereka akan memiliki pola tersendiri dalam menjalani hari-harinya. Cara ini juga efektif untuk melatih anak menyusun prioritas, mana yang harus dikerjakan lebih dulu dan mana yang bisa ditunda.

Melatih kemandirian anak juga butuh dasar yang kuat, yakni tumbuh kembang anak yang optimal sejak dini. Itulah kenapa nutrisi anak harus selalu tercukupi. Selain memastikan anak selalu makan nasi dan lauk pauk secara seimbang, Moms juga perlu memberikan susu yang kaya nutrisi seperti Indomilk UHT Kids. Diperkaya dengan kalsium, fosfor, dan vitamin D, Indomilk UHT Kids cocok untuk mendukung tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun. Produk susu satu ini sangat baik bagi pertumbuhan tulang serta aman untuk gigi anak.
Sebagai pondasi nutrisi khusus anak dengan manfaat lengkap untuk tumbuh kembangnya, Indomilk UHT Kids dapat membantu si kecil untuk tumbuh menjadi individu yang aktif dan percaya diri. Yuk, Moms, berikan Indomilk UHT Kids kepada anak mulai sekarang!
Bagikan Artikel ini:
READ MORE:
For Children