logo indomilk
Yuk Ikuti Cara Ini Supaya Anak Mempunyai Mental Tangguh, Mandiri dan Berani
Yuk Ikuti Cara Ini Supaya Anak Mempunyai Mental Tangguh, Mandiri dan Berani

Bagaimana cara melatih mental tangguh pada anak? Moms mungkin pernah memikirkan hal ini, terutama saat anak memasuki usia sekolah. Tentu ada kekhawatiran apakah anak bisa mandiri di sekolah tanpa didampingi orang tua.

Sebenarnya, anak juga bisa dididik agar punya mental yang tangguh dan kuat. Memang bukan proses yang mudah, tapi efeknya akan terasa saat anak dewasa nanti. Dalam artikel kali ini, psikolog anak, Alethea Amyra, S.Psi, M.Psi, berbagi cara melatih mental anak agar tangguh dan mandiri. Yuk, simak bersama, Moms!

Kenapa anak harus punya mental tangguh?

Mental tangguh adalah salah satu bekal anak untuk menjalani hidupnya di masa mendatang. Dengan mental yang tangguh, anak akan lebih berani dan mandiri. Sebab, orang tua tidak akan mendampingi anak selamanya. Akan tiba waktu anak harus bisa mengambil keputusan dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

Apa dampaknya jika mental anak tidak terlatih?

Alethea menjelaskan bahwa mental anak yang tidak terlatih akan menimbulkan dampak jangka pendek dan jika terus dibiarkan bisa memunculkan dampak jangka panjang. Efek jangka pendek contohnya adalah anak menjadi bergantung pada orang tua. Mereka sulit untuk diminta melakukan kegiatan secara mandiri, semuanya harus ditemani orang tua.

Sedangkan, efek jangka panjang berpengaruh pada motivasi anak. Anak yang mentalnya tidak terlatih cenderung memiliki motivasi rendah. Hasilnya, mereka sering merasa kurang percaya diri, rentan terhadap kecemasan, dan bahkan sulit untuk mengelola stres. Bisa juga muncul kecenderungan anak tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

Apakah ini artinya Moms tidak boleh memanjakan anak?

Pengasuhan anak terbagi menjadi dua dimensi, demandingness dan responsiveness. Demandingness berhubungan dengan kontrol terhadap perilaku anak, sedangkan responsiveness berarti pemahaman terhadap kebutuhan serta pertumbuhan emosi anak.

Menurut Alethea, kedua dimensi tersebut harus seimbang. Terlalu demanding atau menuntut jelas tidak baik untuk mental anak. Begitu pula jika orang tua terlalu condong pada responsiveness dan memiliki kontrol yang rendah, maka anak akan menjadi manja.  

Sederhananya, orang tua tidak hanya memberikan kasih sayang dan kehangatan, tapi juga mampu memberi batasan yang mudah dipahami anak agar perilakunya tetap terkontrol.

Bagaimana cara melatih mental tangguh pada anak?

Ada beberapa cara melatih mental tangguh pada anak yang bisa Moms coba, berikut contohnya:

1. Menetapkan batasan

Seperti yang sudah disebutkan, memberikan kasih sayang kepada anak juga harus diimbangi dengan batasan. Agar anak mudah memahami dan mengikuti batasan tersebut, ajaklah berdiskusi. Moms juga bisa menerangkan tentang konsekuensi. Saat anak berhasil mengikuti aturan yang sudah dibuat, jangan lupa berikan afirmasi positif agar ia semakin paham.

2. Menanamkan mindset positif

Sering kali anak merasa minder saat pertama kali bertemu teman sebayanya. Hal tersebut wajar karena memang anak baru mempelajari tentang orang lain. Namun, ada baiknya Moms segera memberikan respons terhadap perasaan anak.

Coba tanamkan mindset positif pada anak bahwa mereka punya kekuatan dan kemampuan untuk menghadapi masalah. Yakinkan bahwa setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan begitu, anak tidak mudah merasa minder.


3. Ajak anak untuk self-talk

Cara melatih mental anak selanjutnya adalah dengan melakukan self-talk. Saat anak akan pergi tidur, coba ajak untuk menceritakan harinya. Semisal di hari tersebut anak gagal melakukan sesuatu, tanyakan bagaimana perasaannya.

Jangan biarkan anak terlarut dalam emosi negatif karena melakukan kesalahan. Beri pemahaman bahwa kegagalan itu normal karena manusia pasti pernah berbuat salah. Katakan bahwa melakukan kesalahan juga merupakan proses belajar. Jadi, ia bisa belajar untuk menghadapi kekecewaan tanpa terus-terusan bersedih.

4. Tumbuhkan rasa apresiasi

Setiap hari, ajak anak untuk mengungkapkan atau menuliskan hal-hal yang mereka syukuri. Meski simpel, cara ini akan membantu anak untuk menyadari bahwa mereka punya banyak hal untuk disyukuri dibanding hal-hal yang menimbulkan rasa sedih.

Apakah ada kaitan antara kondisi mental anak dengan perkembangan potensinya?

Alethea menjelaskan bahwa kondisi mental anak memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan. Apabila ada masalah pada mental si kecil, kemungkinan besar mereka sedang menghadapi masalah, entah itu di rumah atau di sekolah.

Di samping itu, mental anak yang terganggu juga berdampak pada perkembangan sosio-emosionalnya. Jika terus-menerus dibiarkan, kondisi tersebut bisa berlanjut hingga dewasa. Akibatnya, perkembangan potensi anak pun tidak optimal.

Itulah sejumlah cara melatih mental anak yang bisa Moms coba terapkan. Dengan kondisi mental yang tangguh, anak pun memiliki emosi yang lebih stabil sehingga mendukung perkembangan potensi secara maksimal. Moms juga bisa dukung maksimalkan potensi si kecil dengan memberikan Indomilk Susu Botol  yang mengandung vitamin D, kalsium, serta fosfor. Dengan kandungan vitamin D, kalsium, dan fosfor yang maksimal, Indomilk Susu Botol mampu memaksimalkan pengembangan keterampilan motorik anak.

Bahkan tak hanya itu, Indomilk Susu Botol Cair juga memiliki beragam rasa yang enak yang cocok dengan selera anak, mulai dari cokelat, melon, stroberi, dan biskuit Marrie! Dengan nutrisi maksimal dan aneka rasa lezat dari Indomilk Susu Botol Cair, pemenuhan kebutuhan nutrisi anak pun bisa maksimal, sehingga mendukungnya dalam mengoptimalkan potensi diri. Jadi, jangan lupa minum susu Indomilk tiap hari!